""Hidup beri kita beratus alasan utk menangis, Allah beri kita beribu kekuatan untuk tersenyum!.""

Sunday, January 27, 2008

Kerana Dia Manusia Biasa...

Email ini dipetik drpd seorang sahabat,
dan saya paparkan di blog ini utk manfaat
kpd diri saya dan semua.

Assalamualaikum. .. Semoga bermanfaat..
.... baik utk yang melamar ataupun yg dilamar, ataupun bagi yang sudah berumah tangga......

Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang
mengemudi bahtera rumah tangga..Mengapa? Kerana Dia ManusiaBiasa ......

Kerana Dia Manusia Biasa ...
Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu?Jawabannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawaban kerana Allahhinggalah jawaban duniawi.

Tapi ada satu jawaban yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban dari salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib.

Mereka hanya berkenalan 2 bulan.Kemudian membuat keputusan menikah. Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan.Proses pernikahan seperti ini selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat,sebagaimana saya. Satu hal yang pasti,dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami.

Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati.Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa,semoga ucapannya menjadi kenyataan.Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya.
Serta meminta saya untuk memohon cuti,agar dapat menemaninya semasa majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Sebenarnya.. ..!!!

Saya ingin tau, kenapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa.Hingga dia boleh memutuskan untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu(benar-benar sibuk).

Saya tidak dapat membantunyamempersiapkan keperluan pernikahan. Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa perkara.Beberapa kali saya telefon dia untukmenanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all......Kami tenggelam dalam kesibukanmasing-masing.

Saya menggambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual -hanya-berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kami. Pada awalnya kami ingin berbual tentang banyak hal.

Akhirnya, dapat juga kami berbual berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa kaliMamanya mengetok pintu, meminta kami tidur.

"Aku tak boleh tidur." Dia memandang saya dengan wajah bersahaja. Saya faham
keadaanya ketika ini.

"Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur."

"Ya.. ya." Dia mematikan lampu neon bilik dan menggantinya dengan lampu
yang samar. Kami meneruskan perbualan secara berbisik-bisik.

Suatu hal yang sudah lama sekali tidakkami lakukan. Kami berbual banyak perkara, tentang masa lalu danimpian-impian kami. Wajah keriangannya nampakjelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi bilik ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendamkan.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari baringnya sambil meraih HP dibawah bantalku.Perlahan dia membuka laci meja hiasnya.Dengan bantuan lampu LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya.

Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping envelop kepadasaya. Saya menerima HP dari tangannya.Envelop putih panjang dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ni. Saya melihatnya tanpa mengerti. Eeh..., dia malah ketawa geli
hati. "Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4,
saya melihat warnanya putih. Hehehehehehe.

"Teruknya dia ni." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan
senyum.Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula membacanya.Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat inipun saya masih hafal dengan kata-katanya.
Begini isi surat itu…......

************ ********* *********
********* ********* *********
*********
********* ********* ********* *********
********* ********* *********
********* ********* ********* *********
*******
Kepada Yth .........

Calon isteri saya, calon ibu anak-anak
saya, calon menantu Ibu saya dan
calon kakak buat adik-adik saya

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan.
Tapi saya mohon bacalah surat ini
hingga akhir. Baru kemudian silakan
dibuang atau dibakar, tapi saya mohon,bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ............ ...
menginginkan anda ............ ...
untuk menjadi isteri saya. Saya bukan
siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa.
Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan.

Tetapi saya tidak tahu apakah
kemudiannya saya akan tetap bekerja.
Tapi yang pasti saya akan berusaha mendapatkan
rezeki untuk mencukupi keperluan
isteri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya
akanterus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar
isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan
tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punyabanyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untukmendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikankelebihan saya. Saya hanya manusia biasa.Cinta saya juga biasa saja.

Oleh kerana itu. Saya menginginkan andasupaya membantu saya memupuk
danmerawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.

Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati.
Keranasaya tidak tahu suratan jodoh saya.Yang pasti saya akan berusaha sekuat
tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.

Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat
istiqarah berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya menikah
untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak
berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih
baikdari sekarang ini.

Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawaban pada
saya.Saya beri masa minima 1 minggu, maksima1 bulan. Semoga Allah ridho
dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

************ ********* *********
********* ********* *********
*********
********* ********* ***
Saya memandang surat itu lama.Berkali-kali saya membacanya. Baru kali
ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa.

Saya menatap sahabat disamping saya.Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia......?"

"Kerana dia manusia biasa....... " Dia menjawab mantap. "Dia sedar bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allahyang mengatur hidupnya.

Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa.Soalnya dia tidak tahu, apa yang akanterjadi pada kami kemudian hari. Entah kenapa, justru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada.betuI tak? Paling tidak.... Aku tau bahawa dia tidak akan frust kalau suatu masa nanti kami jadi miskin.

"Ssttt...... ." Saya menutup mulutnya.Khuatir kalu ada yang tau kami
belum tidur. Terdiam kami memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar
nyaring diluar tembok. Kami salingberpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.

"Udah tidur. Besok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama." Kami kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik.....?"

"Tidur...... Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia kelihatan cantik besok pagi. Rasa mengantuk saya telah hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini.

Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sedar dengan kemanusiannya. Sedar bahawa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah terpahat sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu
bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak.

Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'.

Status diri yang selama ini melekat dandibanggakan (aku anak orang ini/itu), ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah
yang membuat senarionya.

Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap HambaNYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. HanyaAllah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.

Kita hanya boleh memohon keridhoan Allah. MemintaNYA mengurniakan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.
Jadi, bagaimana dengan cinta?

Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir,lalu tumbuh, kemudian merawatnya.

Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Cinta tumbuhkerana suami/isteri (belahan jiwa).

Cinta paling halal dan suci. Cinta duamanusia biasa, yang berusahamenggabungkannya agar menjadi cintayang luar biasa. Amin.

Wallahu 'alam


Ucu Lina: Tersentuh....

No comments: